CONTOH PROPOSAL



FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN PROTAP PEMASANGAN KATETER
DI RUANG PERAWATAN BEDAH DI RSUD
LAMADDUKELLENG SENGKANG

A.       Latar Belakang

Dalam menghadapi era global yang juga merupakan era persaingan bebas, keperawatan sebagai profesi yang baru mulai berkembang dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal kemampuan tehnis dan moral dituntut juga terus menerus meningkatkan profesionalismenya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Peningkatan profesionalisme yang terus menerus sejalan dengan cepatnya perubahan dalam system pelayanan kesehatan yang baru (Nursalam, 2008) 
Agar protap keperawatan dapat mengikuti cepatnya perubahan yang terjadi pada sistem pelayanan kesehatan maka fungsi manajemen dalam pelayanan keperawatan harus terlaksana dengan baik. Fungsi protap tersebut dapat dilaksanakan dengan baik bila menggunakan gaya kepatuhan yang tepat. Untuk implementasi prilaku kepatuhann menurut ada 3 macam yaitu meliputi  pengarahan, supervisi dan koordinasi.
Pada protap garis depan dari tatanan pelayanan kesehatan di rumah sakit juga disebut protap unit  yang dilaksanakan oleh kepala ruangan yang mengatur perawat pelaksana, agar manajemen dapat dilaksanakan secara efektif maka perawat harus memiliki keterampilan manajerial meliputi : keterampilan teknis, keterampilan manusiawi dapat juga disebut sebagai keterampilan interpersonal (Kuntoro, 2010).
Dalam mengimplementasikan keterampilan manaterial yang harus dimiliki perawat untuk mensupervisi pelayanan keperawatan dan melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan sesuai dengan tanggung jawab dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap. Dengan supervisi pelayanan perawat dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana, menurut agar kinerja baik, maka dapat dilaksanakan siklus protap kinerja menurut.
Dari kajian kepustakaan tentang penelitian terdahulu yang berhubungan dengan supervisi dan penerapan dokumentasi proses keperawatan maka fungsi supervisi dan karakteristik perawat terhadap penerapan dokumentasi keperawatan; dari hasil penelitiannya menunjukkan ada hubungan positif antara kompetensi dengan kepuasan kerja.(Arijani,2012).
Hasil penelitian Atanay, Ruth Susana di rumah sakit Fakfak menemukan bahwa faktor yang mempengaruhi dengan kepatuhan perawat Rumah Sakit Umum Fakfak dalam melaksanakan asuhan keperawatan adalah pengetahuan tentang standar asuhan keperawatan rendah 47,5%, sedang 25,0%, tinggi 27,5%. Motivasi kurang 20,0%, sedang 60,0%,  tinggi 20.0%, kepemimpinan kurang 12,5%, sedang 72,5%, baik 15,0%. Perawat memiliki pengetahuan tentang standar asuhan keperawatan adalah rendah 47,5%, motivasi sedang 60%, dan kepatuhan perawat 72,5% sehingga perlu ditingkatkan pengetahuan, motivasi dan kepatuhan perawat yang ada yaitu dengan penelitian, pembinaan, dan adanya pelaksanaan standar asuhan keperawatan sehingga dapat menciptakan pelayanan yang berkualitas dan terlaksananya protap kinerja.
Berdasarkan pendataan awal yang penulis lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukelleng Sengkang, jumlah pasien dan jenis penyakit yang dipasangi keteter yang terjadi selama tiga tahun terakhir cenderung relative. Data tersebut menggambarkan presentase kasus hipertropi prostat dan hematuri terdiri dari 123 orang yang terpasang keteter. Pada tahun 2013 jumlah tersebut menurun menjadi 78 orang dan pada tahun 2014 priode januari-juni jumlah pasien yang dipasangi keteter sebanyak 42 orang dan telah dilengkapi dengan pedoman pelaksanaan asuhan keperawatan  berupa Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan bila dalam pemasangan kateter tidak sesuai dengan protap yang telah ditetapkandapat menimbulkan berbagai masalah seperti infeksi nosokomial. Hal itulah yang  menjadikan pelaksanaan protap pemasangan kateter terlaksana dengan baik.
Berdasarkan konsep-konsep diatas dan dari hasil penelitian yang telah ada, penulis tertarik melakukan penelitian yang terkait Dengan Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Melaksanakan Protap Pemasangan Kateter Di Ruang Perawatan Bedah Di Rsud Lamaddukelleng Sengkang, karena penelitian tersebut belum pernah dilakukan. Untuk kinerja perawat yang akan diteliti mencakup kemampuan dan keterampilannya yang berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan yang harus sesuai dengan protap sebagai pelaksana keperawatan, yaitu pemberi asuhan keperawatan sesuai standar yang ada. Selain itu untuk asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukelleng Sengkang telah ada kebijakan Kepala Badan bahwa dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bagian dari rekam medik sehingga akan mempermudah penelitian.

B.        Rumusan Masalah

Berdasarkan analisa latar belakang permasalahan di atas penulis merumuskan masalah yang menjadi pokok perhatian yaitu  Bagaimana peran perawat  terhadap faktor  yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap pemasangan kateter di Ruang Perawatan Bedah RSUD Lamaddukelleng Sengkang”.

C.       Tujuan penelitian

1.   Tujuan Umum
Untuk mengetahui kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap pemasangan kateter.
2.   Tujuan khusus
Untuk mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap pemasangan kateter di ruang Perawatan Bedah RSUD Lamaddukelleng Sengkang.

D.       Manfaat Penelitian

1.    Untuk manajemen rumah sakit tempat penelitian
a.    Bila hasil penelitian ini secara deskriptif menunjukkan peran perawat terhadap kinerja dalam pelaksanaan asuhan keperawatan maka hasil ini dapat menjadi masukan bagi manajemen/pimpinan rumah sakit untuk memelihara dan meningkatkan inerja terhadap protap dan kepatuhan perawat.
b.    Bila Penelitian ini secara deskriptif menunjukkan peran perawat kuat terhadap rendahnya kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbang saran dan masukan pada pihak pimpinan rumah sakit untuk memperbaiki dan meningkatkan peran perawat dalam melaksanakan protap.
2.    Untuk peneliti
Mendapat pengalaman dan meningkatkan kemampuan dalam menganalisa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat terhadap protap pemasangan kateter.

E.     Tinjauan Pustaka
1.      Tinjauan Umum tentang Kepatuhan Perawat
a.       Defenisi Kepatuhan
1)      Kepatuhan berasal dari kata patuh atau taat yang berarti keras hati dan bersungguh-sungguh (Erwan, 2010).
2)      Kepatuhan adalah form dari pengaruh sosial dimana kegiatan atau tindakan individu merupakan respon dari perintah langsung individu lain sebagai figur otoritas (McLeod, 2010).
3)      Kepatuhan berarti timbulnya rangsangan atau respon dari diri seseorang untuk melakukan suatu aktifitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang dilandasi motivasi, inovasi, difusi, dan adopsi (Depkes RI, 2011).
4)      Kepatuhan perawat adalah perilaku perawat sebagai seorang yang profesional terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus dilakukan atau ditaati.
b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat
1)      Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh perawat.
2)      Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat diperoleh antara lain melalui pendekatan formal, informal mapun nonformal.
3)      Motivasi
Motivasi adalah kekuatan yang mendorong klien yang menimbulkan dan mengarahkan perilakunya dalam pemenuhan kebutuhannya. Motivasi sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang (inner state) yang mendorog, mengaktifkan atau menggerakan dan menyalurkan perilaku ke arah tujuan.
4)      Sikap
Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang merupakan konsekwensi tertentu bagi yang bersangkutan, sikap belum merupakan suatu tindakan atau suatu aktivitas tetapi merupakan predisposisi tingkahlaku atau kesiapan untuk bereaksi terhadap objek yang dalam hal ini kesiapan bereaksi terhadap kepatuhan berobat pada pasien.
c.    Penilaian akan kepatuhan
Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dalam tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran- saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dalam pelaksanaan program.
Penilaian tentang kepatuhan perawat terhadap protap yang dilakukan, yaitu: untuk mengetahui standar pelayanan yang di ukur dari kepatuhan protap kerja yang dilakukan oleh perawat.
2.      Tinjauan Umum tentang Katerisasi Urine
a.       Pengertian
Katerisasi adalah tidakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan (Alimul aziz, 2009)
Kateter adalah suatu selang untuk memasukkan dan mengeluarkan cairan. Katerisasi urine adalah memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra untuk mengluarkan urine (Perry & potter, 2000)
Kateterisasi urine adalah memasukkan selang karet atau plastic melalui uretra kedalam kandung kemih (Eni Kusyati,2006)
b.      Jenis-jenis Kateter
1)      Kateter Plastik : digunakan sementara karena mudah rusak dan tidak fleksibel
2)      Kateter Latex atau Karet : digunakan untuk penggunaan atau pemakaian dalam jangka waktu sedang (kurang dari 3 minggu)
3)      Kateter Siikon murni atau Teflon : untuk menggunakan dalam jangka waktu lama 2-3 bulan karena bahan lebih lentur pada meatur urethra
4)      Kateter PVC : sangat mahal untuk penggunaan 4-5 minggu, bahannya lembut tidak panas dan nyaman bagi urethra
5)      Kateter Logam : di gunakan untuk pemakaian sementara, biasanya pada pengosongan kandung kemih pada ibu yang melahirkan
c.       Indikasi Pemasangan Kateter
1)    Tipe intermiten
a)      Tidak mampu berkemih 8-12 jam setelah operasi
b)      Retensi akut setelah trauma uretra
c)      Tidak mampu berkemih akibat obat sedatif atau analgesic
d)     Cedera pada tulang belakang
e)      Pengeluaran urine residual
2)    Tipe indwelling
a)      Obstruksi aliran urine
b)      Pascaoperasi uretra dan struktur disekitarnya (TUR-P)
c)      Obstruksi uretra
d)     Inkontinensia dan disorientasi berat
d.      Kontra indikasi
1)      Produk kateter yang menggunakan bahan lateks dapat menimbulkan reaksi alergi
2)      Ruptur uretra
e.       Protap Pemasangan Kateter di ruang perawatan bedah di Rumah Sakit Lamaddukelleng
1)   Protap pemasangan keteter di ruang perawatan bedah RSUD Lamadukelleng Sengkang
a)      Persiapan alat steril
(1)   Bak instrument
(2)   Handscoon
(3)   Keteter
b)      Persiapan alat tidak sterill
(1)     Plasteriapkan peralatan yang sterill dan tidak sterill
(2)     Bengkok
(3)     Kapas cebok
(4)     Jelly
(5)     Spoit 10 cc
(6)     Cairan saflon
(7)     Urine bag
(8)     Clorin
c)      Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
d)     Pelaksanaan
(1)   Perawat cuci tangan
(2)   Siapkan peralatan yang sterill dan tidak sterill kedekat pasien
(3)   Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
(4)   Buka pakaian bagian bawah, tekuk kedua lutut, letakkan bengkok diantara kedua tungkai
(5)   Gunakan handscoon sterill, bersihkan bagian daerah uretra dengan kapas saflon buang ke bengkok
(6)   Ujung keteter diberi jelly, masukkan perlaha-lahan ke dalam uretra, sampai urine keluar, pasien dianjurkan menarik nafas panjang.
(7)   Setelah dipastikan keteter masuk ke dalam blas masukkan Nacl 0,9 % sesuai kebutuhan dengan memakai spoit 10 cc
(8)   Control balon keteter dengan cara menarik keteter sampai ada tekanan dari luar
(9)   Hubungkan pangkal keteter dengan urine bag, plaster pangkal keteter di atas paha, beri tanggal pemasangan
(10) Rapikan pasien dan alat-alat direndam dengan larutan clorin   selama 10 menit
(11)  Catat hasil respon di status
Prosedur Kerja
Untuk Pasien Pria
a)      Cuci tangan
b)      Jelaskan prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan
c)      Atur ruangan/ pasang sampiran
d)     Pasang perlak/alas
e)      Gunakan sarung tangan steril
f)       Pasang duk steril
g)      Pegang penis dengan tangan sebelah kiri, lalu preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat / savlon
h)      Beri minyak pelumas atau jelly pada ujung kateter (kurang lebih 12,5-17,5 cm), lalu masukkan pelan-pelan (kurang lebih 17,5-20 cm) dengan menggunakan pinset antomi sambil anjurkan untuk menarik nafas
i)        Jika tertahan jangan dipaksa / tegangkan
j)        Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquadest atau sejenisnya untuk yang dipasang tetap, dan bila tidak dipasang tetap tarik kembali sambil pasien disuruh napas dalam
k)      Sambung kateter dengan urinal bag dan fiksasi kearah atas paha/ abdomen
l)        Rapikan alat
m)    Cuci  tangan
Untuk Pasien Wanita
a)      Cuci tangan
b)      Jelaskan prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan
c)      Atur ruangan/ pasang sampiran
d)     Pasang perlak/alas
e)      Gunakan sarung tangan steril
f)       Pasang duk steril
g)      Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dari atas ke bawah (kurang lebih 3 kali hingga bersih)
h)      Buka labia mayor dengan ibu jari  dan telunjuk dengan tangan kiri lalu bersihkan bagian dalam
i)        Beri minyak pelumas / jelly pada ujung kateter (kurang lebih 2,5-5 cm), lalu masukkan pelan-pelan sambil anjurkan pasien untuk menarik nafas, masukkkan (2,5-5 cm) atau hingga urine keluar
j)        Setelah selesai, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya menggunakan spuit untuk yang dipasang tetap dan bila tidak dipasang tetap tarik kembali sambil suruh pasien untuk nafas dalam
k)      Sambung kateter dengan urinal bag dan fiksasi kearah samping
l)        Rapikan alat
m)    Cuci tangan
3.      Penilaian akan Kepatuhan
Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dalam tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran- saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dalam pelaksanaan program.
Penilaian tentang kepatuhan perawat terhadap protap yang dilakukan, yaitu: untuk mengetahui standar pelayanan yang di ukur dari kepatuhan protap kerja yang dilakukan oleh perawat.
F.     Kerangka Konsep
1. Dasar Pemikiran Variabel
a)    Kepatuhan
Kepatuhan berarti timbulnya rangsangan atau respon dari diri seseorang untuk melakukan suatu aktifitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang dilandasi motivasi, inovasi,difusi, dan adopsi (Depkes RI, 2011).
Kepatuhan perawat adalah perilaku perawat sebagai seorang yang profesional terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus dilakukan atau ditaati.
b)   Faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat
(1)   Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar bisa aktif mengembangkan potensi diri.
(2)   Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat diperoleh antara lain melalui pendekatan formal, informal mapun nonformal. Untuk memperoleh data tentang pengetahuan seseorang mengenai suatu hal adalah dengan tes secara lisan maupun tulisan yang dapat mengukur bidang kognitif
     seseorang.
(3)   Motivasi adalah kekuatan yang mendorong klien yang menimbulkan dan mengarahkan perilakunya dalam pemenuhan kebutuhannya. Motivasi sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang yang mendorog, mengaktifkan atau menggerakan dan menyalurkan perilaku kearah tujuan.
(4)   Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang merupakan konsekwensi tertentu bagi yang bersangkutan, sikap belum merupakan suatu tindakan atau suatu aktivitas tetapi merupakan predisposisi tingkah laku atau kesiapan untuk bereaksi terhadap objek yang dalam hal ini kesiapan bereaksi terhadap kepatuhan berobat pada pasien. Setelah mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut.
2.      Bagan Kerangka Konsep  Penelitian
                    Variable Independen                              Variable Dependen
Pendidikan
 
                                                                                             


 





Keterangan :
                                  : Variabel independent
                                  : Variabel dependent
                                  : Penghu
3.      Hipotesis
a)    Hipotesis (Ho)
(1) Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap
(2)  Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap
(3) Tidak ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan perawat dalam melaksanaka
(4)  Tidak ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap
b)        Hipotesis (Ha)
(1)      Ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap
(2)      Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap
(3)      Ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan perawat dalam melaksanaka protap
(4)      Ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap
G.      Definisi Operasional
a.    Pendidikan
Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh perawat, dengan kategori :
Kriteria Objektif
Tinggi  : Jika tamat D.III Keperawatan keatas
Rendah            : Jika tingkat pendidikan SPK/SMK (sederajat SLTA)



b.    Pengetahuan
Pengetahuan dalam penelitian adalah segala hal yang diketahui oleh perawat tentang pemasangan kateter, meliputi pengertian, indikasi, kontra indikasi. dan prosedurnya, dengan kategori :
Kriteria Objektif :
Cukup  : Jika perawat mendapat skor ≥ 5
Kurang            : Jika perawat mendapat skor < 5
c.    Motivasi
Motivasi merupakan suatu tenaga atau dorongan bagi individu untuk melakukan kegiatan dalam mematuhi program yang diberikan, dengan kategori :
Kriteria Objektif :
Tinggi  : Memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan yang diberikan.
Rendah  : Tidak memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan yang diberikan.
d.   Sikap
Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang merupakan konsekwensi tertentu bagi yang bersangkutan, dan belum merupakan suatu tindakan atau suatu aktivitas tetapi merupakan predisposisi tingkahlaku atau kesiapan untuk bereaksi terhadap prosedure pemasangan kateter, dengan kategori :

Kriteria Objektif :
Mendukung                 : Jika skor ≥ 10
Tidak mendukung       : Jika skor < 10
e.    Criteria inklusi dan eksklusi
1) Kriteria Inklusi
a) Perawat yang berada di ruang perawatan bedah
b) Perawat yang bersedia diteliti
2) Kriteria Ekslusi
a) Perawat pelaksana yang sedang mengikuti pendidikan/sedang menjalankan cuti/sakit.
b) Perawat yang tidak bersedia diwawancara
H.    Metode Penelitian
1.    Tipe penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Penilaian deskriptif adalah penilaian yang menggambarkan objek atau peristiwa yang bertujuan untuk mengetahui keadaan yang terjadi pada saat sekarang (sumantri arif 2011).
Pada peneliatan ini, peneliti ingin mengetahui peran perawat terhadap faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap pemasangan kateter di Ruang Perawatan Bedah RSUD Lamaddukelleng Sengkang.


2.    Populasi dan Sampel
a.    Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perwat yang berada di Ruang Perawatan Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukelleng Sengkang tahun 2014 dan terdiri dari 38 perawat.
b.    Sampel
Sampel diambil dengan penentuan apabila jumlah populasi kurang dari seratus, maka sampel dapat diambil seluruhnya (Total sampling), sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 perawat.
3.    Tehnik pengumpulan data
a.       Data primer
Data yang dikumpulkan dari responden dengan cara wawancara langsung dan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu.
b.      Data sekunder
Diperoleh dengan instansi yang terkait dengan penelitian. Data sekunder dikumpulkan dengan menghubungi bagian yang mempunyai hubungan dengan penelitian ini. Yaitu diruang perawatan bedah RSUD lamadukelleng senkang.
4.    Tehnik pengolahan data
Pengolahan data dilakukan secara manual (dengan mengisi koesioner yang disediakan), selanjutnya menggunakan bantuan program SPSS dengan urutan sebagai berikut
a.    Edit (Editing)
Editing atau penyuntingan dimulai dilakukan pada saat penelitian yakni memeriksa semua lembar kuesioner yang telah diisi mengenai kekurangan dan cara pengisian, kemudian setelah data terkumpul dilakukan pemeriksaan lengkap data dan keseragaman data.
b.    Pengkodean (Koding)
Koding yaitu mengklasifikasi jawaban dari responden menurut macamnya dilakukan untuk memudahkan pengolahan data yaitu memberi kode atau symbol dari setiap jawaban.
c.    Tabulasi (Tabulating)
Tabulasi adalah mengelompokkan data dalam bentuk tabel yaitu hubungan antara variable independent dan dependen.Setelah itu data di analisis dengan menggunakan kalkulator dan computer untuk mendapat distribusi frekuensi dan proporsi responden menurut variabel yang diteliti dan disajikan dalam bentuk naskah dan tabel.
5.    Analisa Data
Setelah memperoleh nilai dari masing-masing tabel, selanjutnya data dianalisa dengan menggunakan program SPSS.

a.    Analisa Univariat

          Membuat tabel distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing variabel.

 

 

b.    Analisa Bivariat

        Analisa bivariat dilakukan terhadap tiap variabel independent dan dependen, dengan menggunakan uji statistic, Chi-square dengan tingkat kemaknaan α = 0.05.
I.       Tempat dan waktu penelitian
a.    Tempat
Tempat Penelitian  ini dilakukan di Ruang Perawatan Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo.
b.    Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2014.
J.      Perlindungan Subjek Manusia (Etik)  
        Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting, mengingat dalam penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek. masalah etika meliputi :

1.    Lembar persetujuan (informed consent)

         Lembar persetujuan diberikan sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. jika responden bersdia diteliti mereka harus mendatangani lembar persetujuan tersebut,jika tidak peneliti harus menghormati hak hak responden (Hidayat Alimul Aziz,2007)

2.    Tanpa nama (anatomi).

         Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencamtunmkan nama responden pada lembar kuesioner yang di isi oleh responden,lembar tersebut hanya akan diberi kode tertentu (Hidayat Alimul Aziz 2007)

3.    Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah di kumpulkan dari responden di jamin kerahasiaannya,hanya kleompok data tertentu saja yang di laporkan pada hasil penelitian (Hidayat Alimul Aziz 2007).


DAFTAR PUSTAKA

Kuntoro, Agus,  2010.  Buku  Ajar  Manajemen  Keperawatan,  Jakarta.
Hidayat Alimul Aziz. 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Tehnik Analisa Data. Jakarta; Selemba Medika.
Hidayat Alimul Aziz. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Edisi 2, Jakarta; Selemba Medika.
Hidayat alimul aziz. 2009. Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2, Jakarta; Selemba Medika.
Sumantri Arif. 2011. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta; Kencana Prenada Media grup.
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Prakti Keperawatan Profesional. Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika.
Kusyati, eni, dkk. 2006. Keterampilan Dan Prosedur Labolatorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC.
Arijani, Vera, 2012. Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Kelengkapan Penulisan Asuhan Keperawatan, Surabaya
Depkes. RI. Direktorat keperawatan, 2013.  Kebijakan Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2000-2010, Jakarta, Indonesia Sehat 2010.
McLeod, S. A. 2007. Milgram Experiment. Retrieved   from
http//www.simplypsychology.org/milgram.html
Erwan. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat dalam Pemasangan     dan   Irigasi    Keteter    Uretra.  Retrieved   From
http://e-library. Sukriyadib.ac.id/download_145/1/artikel4_4.pdf
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment