CONTOH PROPOSAL FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN PROTAP PEMASANGAN KATETER



FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN PROTAP PEMASANGAN KATETER
DI RUANG PERAWATAN BEDAH DI RSUD
LAMADDUKELLENG SENGKANG

A.       Latar Belakang

Dalam menghadapi era global yang juga merupakan era persaingan bebas, keperawatan sebagai profesi yang baru mulai berkembang dituntut untuk terus menerus meningkatkan profesionalismenya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Peningkatan profesionalisme yang terus menerus sejalan dengan cepatnya perubahan dalam system pelayanan kesehatan yang baru 
Agar protap keperawatan dapat mengikuti cepatnya perubahan yang terjadi pada sistem pelayanan kesehatan maka fungsi manajemen dalam pelayanan keperawatan harus terlaksana dengan baik. Fungsi protap tersebut dapat dilaksanakan dengan baik bila menggunakan gaya kepatuhan yang tepat. Untuk implementasi prilaku kepatuhann menurut ada 3 macam yaitu meliputi  pengarahan, supervisi dan koordinasi.
Pada protap garis depan dari tatanan pelayanan kesehatan di rumah sakit juga disebut protap unit yang dilaksanakan oleh kepala ruangan yang mengatur perawat pelaksana, agar manajemen dapat dilaksanakan secara efektif maka perawat harus memiliki keterampilan manajerial meliputi: keterampilan teknis, keterampilan manusiawi dapat juga disebut sebagai keterampilan interpersonal. (Kuntoro, 2010).


Dalam mengimplementasikan keterampilan manaterial yang harus dimiliki perawat untuk mensupervisi pelayanan keperawatan dan melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan sesuai dengan tanggung jawab dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap (DepKes RI, 2013). Dengan supervisi pelayanan perawat dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana, menurut Wiyana, (2009) agar kinerja baik, maka dapat dilaksanakan siklus protap kinerja menurut Arwani (2010).
Dari kajian kepustakaan tentang penelitian terdahulu yang berhubungan dengan supervisi dan penerapan dokumentasi proses keperawatan maka fungsi supervisi dan karakteristik perawat terhadap penerapan dokumentasi keperawatan; dari hasil penelitiannya menunjukkan ada hubungan positif antara kompetensi dengan kepuasan kerja. (Arijani, 2012).
Hasil penelitian Atanay, Ruth Susana di rumah sakit Fak-Fak menemukan bahwa faktor yang mempengarihi dengan kepatuhan perawat Rumah Sakit Umum Fakfak dalam melaksanakan asuhan keperawatan adalah pengetahuan tentang standar asuhan keperawatan rendah 47,5%, sedang 25,0%, tinggi 27,5%. Motivasi kurang 20,0%, sedang 60,0%,  tinggi 20.0%, kepemimpinan kurang 12,5%, sedang 72,5%, baik 15,0%. Perawat memiliki pengetahuan tentang standar asuhan keperawatan adalah rendah 47,5%, motivasi sedang 60%, dan kepatuhan perawat 72,5% sehingga perlu ditingkatkan pengetahuan, motivasi dan kepatuhan perawat yang ada, yaitu dengan penelitian, pembinaan, dan adanya pelaksanaan standar asuhan keperawatan sehingga dapat menciptakan pelayanan yang berkualitas dan terlaksananya protap kinerja.
Hal ini dikarenakan bila dalam pemasangan kateter tidak sesuai dengan protap yang telah ditetapkan dapat menimbulkann berbafgai masalah seperti infeksi nosokomial. Hal itulah yang menjadikan pelaksanaan protap pemasangan kateter terlaksana dengan baik.
Berdasarkan pendataan awal yang penulis lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukelleng Sengkang, jumlah yang dipasangi kateter pada tahun 2012 sebanyak 123 orang, tahun 2013 sebanyak 78 orang, dan pada tahun 2014 mulai bulan Januari sampai Juni terdapat 42 orang dengan kasus hematuri dan hp, Asuhan keperawatan telah dilaksanakan di ruang rawat inap Medical dan telah dilengkapi dengan pedoman pelaksanaan asuhan keperawatan  berupa Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan bila dalam pemasangan kateter tidak sesuai dengan protap yang telah ditetapkan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti infeksi nosokomial. Hal itulah yang  menjadikan pelaksanaan protap pemasangan kateter terlaksana dengan baik.
Berdasarkan konsep-konsep di atas dan dari hasil penelitian yang telah ada, penulis tertarik melakukan penelitian yang terkait dengan Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Protap Pemasangan Kateter di Ruang Perawatan Bedah di RSUD Lamaddukelleng Sengkang, karena penelitian tersebut belum pernah dilakukan. Untuk kinerja perawat yang akan diteliti mencakup kemampuan dan keterampilannya yang berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan yang harus sesuai dengan protap sebagai pelaksana keperawatan, yaitu pemberi asuhan keperawatan sesuai standar yang ada. Selain itu untuk asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukelleng Sengkang telah ada kebijakan Kepala Badan bahwa dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bagian dari rekam medik sehingga akan mempermudah penelitian.

B.        Rumusan Masalah

Berdasarkan analisa latar belakang permasalahan di atas penulis merumuskan masalah yang menjadi pokok perhatian yaitu :Bagaimana peran perawat terhadap faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap pemasangan kateter di Ruang Perawatan Bedah RSUD Lamaddukelleng Sengkang”.

C.       Tujuan penelitian

1.   Tujuan Umum
Untuk mengetahui kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap pemasangan kateter.
2.   Tujuan Khusus
Untuk mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap pemasangan kateter di ruang Perawatan Bedah RSUD Lamaddukelleng Sengkang.

D.    Manfaat Penelitian

1.      Untuk manajemen rumah sakit tempat penelitian
a.       Bila hasil penelitian ini secara deskriptif menunjukkan peran perawat terhadap kinerja dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, maka hasil ini dapat menjadi masukan bagi manajemen/pimpinan rumah sakit untuk memelihara dan meningkatkan inerja terhadap protap dan kepatuhan perawat.
b.      Bila Penelitian ini secara deskriptif menunjukkan peran perawat kuat terhadap rendahnya kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbang saran dan masukan pada pihak pimpinan rumah sakit untuk memperbaiki dan meningkatkan peran perawat dalam melaksanakan protap.
2.      Untuk peneliti
Mendapat pengalaman dan meningkatkan kemampuan dalam menganalisa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat terhadap protap pemasangan kateter.

E.     Tinjauan Pustaka
1.      Tinjauan Umum tentang Kepatuhan Perawat
a.       Defenisi Kepatuhan
1)      Kepatuhan berasal dari kata patuh atau taat yang berarti keras hati dan bersungguh-sungguh (Erwan, 2010).
2)      Kepatuhan adalah form dari pengaruh sosial dimana kegiatan atau tindakan individu merupakan respon dari perintah langsung individu lain sebagai figur otoritas (McLeod, 2010).
3)      Kepatuhan berarti timbulnya rangsangan atau respon dari diri seseorang untuk melakukan suatu aktifitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang dilandasi motivasi, inovasi, difusi, dan adopsi (Depkes RI, 2011).
4)      Kepatuhan perawat adalah perilaku perawat sebagai seorang yang profesional terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus dilakukan atau ditaati.
b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat
1)      Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh perawat.
2)      Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat diperoleh antara lain melalui pendekatan formal, informal mapun nonformal.
3)      Motivasi
Motivasi adalah kekuatan yang mendorong klien yang menimbulkan dan mengarahkan perilakunya dalam pemenuhan kebutuhannya. Motivasi sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang (inner state) yang mendorog, mengaktifkan atau menggerakan dan menyalurkan perilaku ke arah tujuan.
4)      Sikap
Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang merupakan konsekwensi tertentu bagi yang bersangkutan, sikap belum merupakan suatu tindakan atau suatu aktivitas tetapi merupakan predisposisi tingkahlaku atau kesiapan untuk bereaksi terhadap objek yang dalam hal ini kesiapan bereaksi terhadap kepatuhan berobat pada pasien.
2.      Tinjauan Umum tentang Katerisasi Urine
a.       Pengertian
Katerisasi adalah tidakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan (Alimul aziz, 2007)
Kateter adalah suatu selang untuk memasukkan dan mengeluarkan cairan. Katerisasi urine adalah memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra untuk mengluarkan urine (Perry & potter, 2000)
Kateterisasi urine adalah memasukkan selang karet atau plastic melalui uretra kedalam kandung kemih (Eni Kusyati,2006)
b.      Jenis-jenis Kateter
1)      Kateter Plastik : digunakan sementara karena mudah rusak dan tidak fleksibel
2)      Kateter Latex atau Karet : digunakan untuk penggunaan atau pemakaian dalam jangka waktu sedang (kurang dari 3 minggu)
3)      Kateter Siikon murni atau Teflon : untuk menggunakan dalam jangka waktu lama 2-3 bulan karena bahan lebih lentur pada meatur urethra
4)      Kateter PVC : sangat mahal untuk penggunaan 4-5 minggu, bahannya lembut tidak panas dan nyaman bagi urethra
5)      Kateter Logam : di gunakan untuk pemakaian sementara, biasanya pada pengosongan kandung kemih pada ibu yang melahirkan
c.       Indikasi Pemasangan Kateter
1)      Tidak mampu berkemih 8-12 jam setelah operasi
2)      Retensi akut setelah trauma uretra
3)      Tidak mampu berkemih akibat obat sedatif atau analgesic
4)      Cedera pada tulang belakang
5)      Pengeluaran urine residual
a)      Obstruksi aliran urine
b)      Pascaoperasi uretra dan struktur disekitarnya (TUR-P)
c)      Obstruksi uretra
d)     Inkontinensia dan disorientasi berat
d.      Kontra indikasi
1)      Produk kateter yang menggunakan bahan lateks dapat menimbulkan reaksi alergi
2)      Ruptur uretra
e.       Protap Pemasangan Kateter diruang perawatan bedah di Rumah Sakit Lamaddukelleng
1)   Protap pemasangan keteter di rung perawatan bedah RSUD Lamadukelleng Sengkang
a)      Persiapan alat steril
(1)   Bak instrument
(2)   Handscoon
(3)   Keteter
b)      Persiapan alat tidak sterill
(1)     Plasteriapkan peralatan yang sterill dan tidak sterill
(2)     Bengkok
(3)     Kapas cebok
(4)     Jelly
(5)     Spoit 10 cc
(6)     Cairan saflon
(7)     Urine bag
(8)     Clorin
c)      Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
d)     Pelaksanaan
(1)   Perawat cuci tangan
(2)   Siapkan peralatan yang sterill dan tidak sterill kedekat pasien
(3)   Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
(4)   Buka pakaian bagian bawah, tekuk kedua lutut, letakkan bengkok diantara kedua tungkai
(5)   Gunakan handscoon sterill, bersihkan bagian daerah uretra dengan kapas saflon buang ke bengkok
(6)   Ujung keteter diberi jelly, masukkan perlaha-lahan ke dalam uretra, sampai urine keluar, pasien dianjurkan menarik nafas panjang.
(7)   Setelah dipastikan keteter masuk ke dalam blas masukkan nacl 0,9 % sesuai kebutuhan dengan memakai spoit 10 cc
(8)   Control balon keteter dengan cara menarik keteter sampai ada tekanan dari luar
(9)   Hubungkan pangkal keteter dengan urine bag, plaster pangkal keteter di atas paha, beri tanggal pemasangan
(10)  Rapikan pasien dan alat-alat direndam dengan larutan clorin selama 10 menit
(11)  Catat hasil respon di status

Prosedur Kerja
Untuk Pasien Pria
a)      Cuci tangan
b)      Jelaskan prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan
c)      Atur ruangan/ pasang sampiran
d)     Pasang perlak/alas
e)      Gunakan sarung tangan steril
f)       Pasang duk steril
g)      Pegang penis dengan tangan sebelah kiri, lalu preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat / savlon
h)      Beri minyak pelumas atau jelly pada ujung kateter (kurang lebih 12,5-17,5 cm), lalu masukkan pelan-pelan (kurang lebih 17,5-20 cm) dengan menggunakan pinset antomi sambil anjurkan untuk menarik nafas
i)        Jika tertahan jangan dipaksa / tegangkan
j)        Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquadest atau sejenisnya untuk yang dipasang tetap, dan bila tidak dipasang tetap tarik kembali sambil pasien disuruh napas dalam
k)      Sambung kateter dengan urinal bag dan fiksasi kearah atas paha/ abdomen
l)        Rapikan alat
m)    Cuci  tangan
Untuk Pasien Wanita
a)      Cuci tangan
b)      Jelaskan prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan
c)      Atur ruangan/ pasang sampiran
d)     Pasang perlak/alas
e)      Gunakan sarung tangan steril
f)       Pasang duk steril
g)      Bersihkan vulva dengan kapas sublimat dari atas ke bawah (kurang lebih 3 kali hingga bersih)
h)      Buka labia mayor dengan ibu jari  dan telunjuk dengan tangan kiri lalu bersihkan bagian dalam
i)        Beri minyak pelumas / jelly pada ujung kateter (kurang lebih 2,5-5 cm), lalu masukkan pelan-pelan sambil anjurkan pasien untuk menarik nafas, masukkkan (2,5-5 cm) atau hingga urine keluar
j)        Setelah selesai, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya menggunakan spuit untuk yang dipasang tetap dan bila tidak dipasang tetap tarik kembali sambil suruh pasien untuk nafas dalam
k)      Sambung kateter dengan urinal bag dan fiksasi kearah samping
l)        Rapikan alat
m)    Cuci tangan
3.      Penilaian akan Kepatuhan
Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dalam tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran- saran yang dapat dilakukan pada setiap tahap dalam pelaksanaan program.
Penilaian tentang kepatuhan perawat terhadap protap yang dilakukan, yaitu: untuk mengetahui standar pelayanan yang di ukur dari kepatuhan protap kerja yang dilakukan oleh perawat.

F.     Kerangka Konsep
1.      Dasar Pemikiran Variabel
Kepatuhan berarti timbulnya rangsangan atau respon dari diri seseorang untuk melakukan suatu aktifitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang dilandasi motivasi, inovasi,difusi, dan adopsi (Depkes RI, 2011).
Kepatuhan perawat adalah perilaku perawat sebagai seorang yang profesional terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus dilakukan atau ditaati.
Faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat :
a.       Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar bisa aktif mengembangkan potensi diri.
b.      Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat diperoleh antara lain melalui pendekatan formal, informal mapun nonformal. Untuk memperoleh data tentang pengetahuan seseorang mengenai suatu hal adalah dengan tes secara lisan maupun tulisan yang dapat mengukur bidang kognitif
seseorang.
c.       Motivasi adalah kekuatan yang mendorong klien yang menimbulkan dan mengarahkan perilakunya dalam pemenuhan kebutuhannya. Motivasi sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang (inner state) yang mendorog, mengaktifkan atau menggerakkan dan menyalurkan perilaku kearah tujuan.
d.      Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang merupakan konsekwensi tertentu bagi yang bersangkutan, sikap belum merupakan suatu tindakan atau suatu aktivitas tetapi merupakan predisposisi tingkahlaku atau kesiapan untuk bereaksi terhadap objek yang dalam hal ini kesiapan bereaksi terhadap kepatuhan berobat pada pasien. Setelah mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut.
2.     
Pendidikan
Bagan Kerangka Konsep  Penelitian
Kepatuhan perawat
Pengetahuan

                                                              
Motivasi
Sikap

 




Keterangan :
                                  : Variabel independent
                                  : Variabel dependent
                                  : Penghubung antar variable


a.       Variabel Independen (Bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Yang menjadi variabel independen pada penelitian ini yakni pendidikan, pengetahuan, motivasi, dan sikap.
b.      Variabel Dependen (Terikat)
Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Yang menjadi variabel dependen pada penelitian ini yakni kepatuhan perawat.

G.    Hipotesis Penelitian
a.       Ho : Peran perawat tidak memiliki hubungan dengan kepatuhan perawat dalam dalam melaksanakan protap pemasangan kateter.
b.      Ha : Peran perawat memiliki hubungan dengan kepatuhan perawat dalam dalam melaksanakan protap pemasangan kateter.

H.    Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1.      Pendidikan
Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh perawat,
Kriteria Objektif
Tinggi :    Jika tamat D.III Keperawatan ke atas
Rendah : Jika tingkat pendidikan SPK/SMK (sederajat SLTA)
2.      Pengetahuan
Pengetahuan dalam penelitian adalah segala hal yang diketahui oleh perawat tentang pemasangan kateter, meliputi pengertian, indikasi, kontra indikasi. dan prosedurnya, dengan kategori :
Kriteria Objektif :
Cukup : Jika perawat mendapat skor ≥ 5
Kurang : Jika perawat mendapat skor < 5
3.      Motivasi
Motivasi merupakan suatu tenaga atau dorongan bagi individu untuk melakukan kegiatan dalam mematuhi program yang diberikan, dengan kategori :
Kriteria Objektif :
Tinggi      :    Memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan yang diberikan.
Rendah    :    tidak memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan yang diberikan.
4.      Sikap : Sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang merupakan konsekwensi tertentu bagi yang bersangkutan, dan belum merupakan suatu tindakan atau suatu aktivitas tetapi merupakan predisposisi tingkahlaku atau kesiapan untuk bereaksi terhadap prosedure pemasangan kateter, dengan kategori :

Kriteria Objektif :
Mendukung                : Jika skor ≥ 10
Tidak mendukung      : Jika skor < 10

I.       Metode Penelitian
1.      Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis kualitatif, yaitu bertujuan untuk mengetahui peran perawat terhadap faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam melaksanakan protap pemasangan kateter di Ruang Perawatan Bedah RSUD Lamaddukelleng Sengkang.
2.      Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2014.
3.      Tempat Penelitian
Tempat Penelitian  ini dilakukan di Ruang Perawatan Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo dengan alasan mudah mendapatkan responden, mudah dijangkau, dan terdapat banyak pasien yang dipasangi kateter.
4.      Populasi dan Sampel
a.       Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bertugas di Ruang Perawatan Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukelleng Sengkang tahun 2014 sebanyak 38 orang pasien.

b.      Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang bertugas di Ruang Perawatan Bedah Rumah Sakit Umum Lamaddukelleng Sengkang sebanyak 38 orang yang terpasang kateter tetap.
c.       Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara sampling jenuh, yaitu sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100 dan memenuhi syarat sesuai kriteria inklusi dan eksklusi serta dating saat penelitian dilaksanakan.
1)      Kriteria inklusi
a)      Bersedia menjadi responden
b)      Perawat yang melakukan pemasangan kateter di Ruang Perawatan Bedah
2)      Kriteria eksklusi
a)      Tidak bersedia menjadi responden
b)      Perawat yang tidak melakukan pemasangan kateter di Ruang Perawatan Bedah

J.      Metode Pengumpulan Data
Data yang diambil adalah data sekunder dengan mengambil pada buku register klien di Ruang Perawatan Bedah Rumah Sakit Umum Lamaddukelleng Sengkang tahun 2014, instrument penelitian ini menggunakan format SPSS.

K.    Pengolahan Data dan Pengajian Data
Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian diolah melalui tahap sebagai berikut :
1.        Edit (Editing)
Editing atau penyuntingan dimulai dilakukan pada saat penelitian yakni memeriksa semua lebar kuesioner yang telah diisi mengenai kekurangan dan cara pengisian, kemudian setelah data terkumpul dilakukan pemeriksaan lengkap data dan keseragaman data.
2.        Pengkodean (Koding)
Koding yaitu mengklasifikasi jawaban dari responden menurut macamnya dilakukan untuk memudahkan pengolahan data yaitu memberi kode atau symbol dari setiap jawaban.
3.         Tabulasi (Tabulating)
Tabulasi adalah mengelompokkan data dalam bentuk tabel, yaitu hubungan antara variable independent dan dependen.Setelah itu data di analisis dengan menggunakan kalkulator dan computer untuk mendapat distribusi frekuensi dan proporsi responden menurut variabel yang diteliti dan disajikan dalam bentuk naskah dan tabel.
L.     Analisa Data
Berdasarkan jenis penelitian yang dipilih yaitu Chi-Square, maka analisa data dapat dilakukan menggunakan SPSS.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment