Pendidikan vokasi, salah satunya melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), diharapkan bisa menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itu lulusan SMK harus memiliki hard skill atau keterampilan yang menjadi salah satu kompetensi mereka. Tidak hanya itu, soft skill berupa karakter yang baik juga harus dimiliki lulusan SMK sebagai tenaga kerja terampil di dunia industri.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Kemendikbud, Hamid Muhammad mengatakan, kualitas lulusan menjadi salah satu komponen dalam revitalisasi SMK. "Ini yang harus kita pastikan. Bahwa setiap lulusan SMK yang akan direvitalisasi, harus lulus tes kompetensi dan mendapatkan sertifikasi yang diakui dunia usaha," ujarnya saat peluncuran Program Revitalisasi SMK di Stadion Manahan, Surakarta, (17/5/2017).
Kepada para siswa SMK, Hamid berpesan agar mereka belajar dengan baik, dan menguasai skill yang dibutuhkan oleh industri. Kemudian bagi lulusan SMK yang ingin bekerja di luar negeri harus menambah satu kompetensi lagi, yaitu kemampuan bahasa asing. "Kemampuan bahasa asing harus diperkuat. Jadi pertama, harus menguasai substansi dengan baik, kedua punya skill, dan ketiga kemampuan bahasa. Saya kira itu," tutur Hamid.
Tidak hanya kompetensi keterampilan atau hard skill, lulusan SMK juga harus memiliki soft skill sebagai tenaga kerja terampil di dunia industri. Hal tersebut diungkapkan Sudrajat dari Divisi People Development and Training, atau Pengembangan SDM dan Pelatihan di PT Astra Daihatsu Motor.
Ditemui di kesempatan berbeda, Sudrajat mengatakan, soft skill yang dimaksud tersebut adalah karakter atau perilaku yang baik sebagai pekerja. "Mereka harus tahu bagaimana berperilaku di dunia industri," ujar Sudrajat di Stadion Manahan, Surakarta, Kamis (18/5/2017).
Ia mengatakan, karakter yang harus dimiliki lulusan SMK antara lain tepat waktu, disiplin, teratur, dan mampu menjaga lingkungan kerja supaya rapi dan bersih. Hal-hal sederhana tentang sikap itu harus sudah dibiasakan sejak mereka masih duduk di bangku sekolah (SMK). "Kalau dari sekolah tidak dibiasakan, karakter itu akan susah dibentuk di tempat kerja," ujar Sudrajat yang juga menjadi juri Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK untuk bidang lomba Automobile Repair.
Hal senada juga diungkapkan juri lain untuk bidang Plumbing and Heating (Perpipaan dan Pemanasan). Putra Wijaya, juri dari perusahaan pipa Wavin mengatakan, lulusan SMK juga harus memiliki cara berpikir analitis, atau analytical thinking. "Itu akan membantu kalau dia menemui masalah di tempat kerja," katanya. Selain itu karakter lain yang dibutuhkan adalah sikap tidak pantang menyerah, tidak mudah mengeluh, berani mengambil risiko, disiplin, dan santun.
Blogger Comment
Facebook Comment